Peristiwa ini saya (Hary Iswanto – red) saksikan sendiri pada sekitar bulan September – Oktober 1992, sekitar pukul 08.00 WIB di dalam kompleks Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Cuaca di pagi itu teramat cerah, matahari bersinar kuat dan hanya ada sedikit awan tipis. Pagi itu saya sedang berjalan menuju ke suatu gedung. Gedung yang saya tuju letaknya di bagian belakang kompleks gedung. Untuk menuju ke sana, saya melalui gedung utama di bagian depan yang terdiri dari dua lantai. Gedung utama dan gedung yang saya tuju di pisahkan oleh jalan setapak ( ruang kosong ).
Ketika berjalan di antara kedua gedung itulah, di arah utara pada sudut sekitar 50 derajat, nampak suatu objek yang berbentuk bola dan permukaannya licin berwarna perak ( atau seperti bola logam ), melayang diam tanpa bergerak dan tanpa mengeluarkan bunyi. Yang menarik perhatian saya untuk pertama kali ialah karena sinar matahari yang memantul di objek tadi yang berwarna perak.
Awalnya saya kira benda itu adalah balon cuaca. Tapi karena di bawah objek tadi tidak tergantung peralatan-peralatan yang seharusnya ada pada balon cuaca, maka kemungkinan itu bisa diabaikan. Lagipula posisi objek tersebut berada dekat sekali dengan tower ATC ( Air Trafic Controller ) bandara dan dengan runway ( hanya sekitar 250 – 300 meter ). Di radius sekitar itu menurut peraturan keselamatan penerbangan tidak diizinkan ada benda ataupun bangunan yang dapat menghalangi lalu lintas pesawat.
Saya perkirakan, diameter bola logam tersebut sekitar 1 – 1,5 meter. Jarak antara tempat saya berdiri dengan titik di mana objek itu tepat melayang di atasnya hanya sekitar 15 – 20 meter. Sedang ketinggiannya sekitar 200 – 250 meter dari permukaan tanah.
Kurang lebih selama satu sampai dua menit saya memperhatikan bola logam tersebut, kemudian saya masuk ke dalam gedung. Sekitar lima menit kemudian ketika saya keluar untuk menyaksikan kembali objek tadi, ternyata objek itu telah lenyap.
Sumber: Laporan penyaksian UFO yang dikumpulkan oleh SCUFOS [ Hary Iswanto, Jakarta]