Selama seminggu penuh menjelang akhir bulan September dan permulaan bulan Oktober 1960 penduduk kota Makasar (sekarang Ujung Pandang) melaporkan adanya benda-benda bercahaya yang berwarna merah seperti bintang, yang bergerak lambat dari timur laut ke tenggara.
Benda-benda itu biasanya tampak 3 kali sehari yaitu pada pukul 08.30 waktu setempat pagi hari, 18.30, dan 19.00 petang hari. Menjawab pertanyaan dari kantor berita ANTARA, pihak lapangan terbang Mandai (sekarang Wolter Monginsidi) menerangkan bahwa selama 3 petang berturut-turut balon meteor yang berlampu telah diluncurkan pada pukul 18.30. Akan tetapi pada petang hari tanggal 2 Oktober 1960 dua buah obyek yang sama disaksikan di atas Makasar, sebuah di antaranya diterangkan sebagai satelit oleh pihak lapangan terbang Mandai tanpa memberikan perincian lebih jauh.
Hal yang menarik adalah, kenyataan bahwa selama benda-benda bercahaya merah itu muncul, maka siaran radio Makasar sering mengalami gangguan statik. Pada waktu yang sama penduduk kota Semarang juga melaporkan benda-benda berwarna putih kehijauan yang melintasi langit petang hari dari timur ke selatan dalam beberapa detik, biasanya sekitar pukul 19.30. Benda-benda itu pasti bukan meteor, demikianlah keyakinan para saksi.
Sumber: Salatun, J., “UFO Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini”, Yayasan Idayu, Jakarta, 1982