UFO mendarat di Desa Maumbi, Kecamatan Airmadidi, Sulawesi Utara
Selasa Malam, 26 Desember 2000
Menurut pengakuan warga Perum Maumbi Permai, mereka menyaksikan UFO tersebut mendarat di kawasan hutan di sekitar daerah itu Selasa malam, 26 Desember 2000, sekitar jam 20.30 waktu setempat. Benda aneh yang mirip pesawat helikopter tersebut ditemukan warga berada dalam posisi standby, tulis koran itu. Artinya, dari jarak sekitar 50 meter dari rumah salah seorang saksi mata, benda misterius itu mengeluarkan bunyi mendesis.
Dijelaskan, pada bagian atap depan dan belakang, tampak sebuah lampu berwarna merah terang, menyala berkedip berulang-ulang. Begitu tepergok warga, benda asing itu langsung bergerak dan terbang. Hanya dalam beberapa menit setelah benda asing itu pergi, ratusan warga Maumbi sudah mengerumuni lokasi pendaratan. Rata-rata warga membawa parang dan benda tajam lain. Adriana Sadia, 21, warga setempat, mengaku pertama kali menyaksikan peristiwa itu.
”Saya sungguh tidak mengada-ada. Kita da liat itu benda mirip helikopter,” kata wanita muda ini sungguh-sungguh.
Dia pun menyatakan, ”Kalau kita nyanda, kenapa warga laeng juga menyaksikan peristiwa rupa kita da liat saat itu,” ujarnya meyakinkan. Adriana sendiri mengaku menyaksikan benda itu dari jarak sekitar 50 meter dari rumahnya. Benda tersebut, menurut dia, tersembunyi di balik semak hutan. ”Mulanya, kita ada babadiri di bawa pohong popaya. Kage-kage dapa lia itu benda,” katanya, berapi-api. ”Depe lampu sangat terang, warna merah,” tuturnya.
Tak pelak, peristiwa tersebut langsung membuat panik warga. Apalagi saat benda misterius itu meninggalkan lokasi kejadian, Adriana sempat berteriak histeris bahkan pingsan. Segera, tetangga dan warga lain langsung berkumpul. Saat itu pula, merebak isu yang menyatakan bahwa di lokasi kejadian telah mendarat sekelompok orang yang selama ini diketahui sebagai salah satu kelompok penyebab onar di Ambon dan Maluku Utara. Hanya dalam waktu 15 menit, ratusan warga langsung berkumpul di lokasi kejadian dengan berbagai benda tajam.
Mengetahui peristiwa tersebut, Kapolsek Airmadidi Ipda Drs Reino F Bangkang langsung meluncur ke lokasi kejadian bersama anak buahnya. ”Kami langsung mengamankan lokasi kejadian,” akunya. Menurut Kapolsek, ketika menyisir di lokasi kejadian, pihaknya menemukan tanda-tanda pendaratan. ”Terlihat tanda membentuk segi tiga di lokasi yang diduga sebagai tempat pendaratan benda tersebut. Rumput di lokasi tampak rebah karena ditindih benda berat,” katanya. Saat itu juga, dia melaporkan kejadian tersebut ke Denzipur dan Pangkalan TNI AU di Bandara Sam Ratulangi. ”Sejauh ini peristiwa tersebut sedang diselidiki TNI AU. Yang pasti, saya membenarkan peristiwa tersebut,” kata Kapolsek. Kapolsek Airmadidi Ipda Reino F Bangkang yang sempat dikonfirmasi wartawan mengatakan, situasi menjadi sangat dramatis lantaran merebaknya isu tambahan, bahwa dari benda asing tersebut keluar 5 hingga 6 penumpang. “Bahkan banyak yang mengira itu anggota sebuah kelompok yang dikenal menjadi salah satu pemicu konflik di Ambon dan Maluku,” kata dia.
Sementara itu, Komandan Pangkalan TNI-AU Sam Ratulangi, Letkol Pnb Agus H yang dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Namun dia enggan berkomentar kemungkinan itu merupakan pesawat asing atau bahkan UFO. “Sedang dalam penelitian,” katanya. Agus membenarkan pula kalau di lokasi kejadian ditemukan bekas tindihan barang berat. “Yang pasti itu bukan pesawat milik TNI-AU atau domestik lainnya. Sebab saat itu tak ada penerbangan di sekitar lokasi kejadian,” kata Agus.
Mungkinkah spionase negara tetangga? Agus menepisnya. “Saya tak bisa berkomentar. Yang pasti, saya sudah melaporkan kejadian ini ke Bapak Gubernur Sulut dan pejabat terkait,” tambahnya. Mengapa pula tak terlacak radar TNI-AU? Ditanya begitu, Agus menjawab pendek. “Itu tergantung. Kalau dia terbangnya tinggi, ya terlacak. Tapi kalau terbangnya sangat rendah, ya mana bisa,” katanya.
Jika pengakuan belasan warga tersebut benar, itu berarti untuk kedua kalinya Sulawesi Utara kedatangan ‘benda asing’ berbentuk pesawat. Sebab, kejadian serupa bahkan pernah dilaporkan langsung Gubernur Sulawesi Utara yang ketika itu dijabat EE Mangindaan. Pada akhir 1999 lalu, Mangindaan pernah menyatakan kalau di satu subuh, sekitar pukul 04:30 WITA, dia menerima laporan intelijen adanya penerbangan pesawat misterius di atas Kota Manado dan danau Tondano. Pesawat yang diperkirakan milik sebuah negara tetangga di bagian selatan Indonesia itu berputar 3 kali langsung menghilang. “Dia terbang sangat rendah,” kata Mangindaan ketika itu.
Pengakuan Saksi Mata: Adriana Sadia
Warga Manado yang digegerkan peristiwa pendaratan sebuah benda asing mirip helikopter di Desa Maumbi, sekitar 20 km dari Manado. Karena misterius, mereka menyebutnya UFO. Belasan warga melihatnya dari tempat yang berbeda. Berikut kesaksian Adriana Sadia, 21, ketika ditemui Fentje Bawengan, wartawan Harian Posko (Grup Jawa Pos) Manado.
MALAM itu, malam Lebarannya orang Islam. Meskipun saya beragama Kristen Protestan, sebagai warga Sulawesi Utara yang sangat menghayati makna persaudaraan, saya akrab dengan alunan takbir dari masjid maupun musala yang ada di sekitar tempat tinggal saya.
Waktu itu pukul 20.00-an. Udara panas. Berada di dalam rumah terasa sekali gerahnya. Mungkin akan turun hujan. Karena itu, saya ingin ke luar rumah, ke pekarangan belakang. Di luar rumah mungkin lebih segar. Pekarangan rumah saya termasuk gelap. Tidak ada penerangannya. Lampu jalan juga tidak ada. Lampu jalan paling dekat dengan rumah saya masih 150-an meter jaraknya. Saya memang tinggal di kampung, di pinggiran Manado.
Sekitar 10 menit berada di belakang rumah sembari menghadap ke gelapnya malam, tiba-tiba semak belukar yang mirip hutan kecil itu mengeluarkan cahaya tajam berwarna merah. Jaraknya sekitar 50 meter dari tempat saya duduk. Tentu saja saya kaget setengah mati. Tuangali, ada apa ley ini kang (astaga, ada apa ini)! Terus terang, dada saya langsung berdegup kencang. Ketika saya cermati, ternyata cahaya itu berasal dari sebuah benda berwarna hitam. Berkali-kali saya picingkan mata, saya kucek-kucek, saya khawatir salah lihat. Nyatanya tidak. Ketika saya bergerak mendekatinya, benda itu ternyata mirip sebuah helikopter, namun bentuknya bulat dan tinggi. Saya tak ingat persis. Cahaya merah tajam berkedap-kedip itu berasal dari bagian atas benda tersebut. Tentu saja saya langsung ketakutan. Sebab, kalau toh itu pesawat, mana bisa dia mendarat di situ, mengingat kawasan tersebut merupakan hutan semak belukar yang sangat lebat. Apalagi, dijejali pohon kelapa.
Bagaimana ini? Karena panik bercampur takut, saya langsung lari ke arah rumah sembari berteriak: Ada pesawat misterius! Ada pesawat misterius! Waspada! Langsung saja, warga lainnya berlari mendekati saya sembari melihat ke arah yang saya tunjuk. Warga yang melihat pun kaget seperti saya. Satu per satu warga yang datang bertambah. Mungkin karena merasa diketahui keberadaannya, benda asing itu tiba-tiba saja bergerak mirip helikopter yang mau berangkat. Hanya sekitar 3 sampai 5 menit dia naik dengan cara vertikal. Lalu, di ketinggian sekitar 20 meter, dia langsung melesat cepat. Anehnya, kalau itu pesawat, mengapa tak ada bunyinya. Kalau toh ada bunyinya, hanya seperti orang babise (berbisik mendesis). Kami semua langsung panik. Warga saling berkabar dan berkali-kali memukulkan batu dan kayu ke setiap tiang listrik. Semuanya langsung berkumpul di lokasi kejadian. Setelah banyak orang, kami langsung bergerak ke lokasi pendaratan benda itu. Astaga, sekitar lingkaran berdiameter hampir 7 meter tampak jelas rumput di sekitarnya rebah seperti habis ditindih benda yang sangat berat. Benda apa itu? Kami tak tahu. Saya sendiri merasa sangat yakin telah melihat benda tersebut. Keyakinan ini semakin terasa karena peristiwa itu disaksikan warga lainnya.
Pengakuan Saksi Mata: Raden Po’e
Pengakuan serupa disampaikan saksi lain, Raden Po’e, 53. Warga yang tinggal sekitar 200 meter dari lokasi kejadian atau sekitar 150 meter dari posisi berdiri Adriana itu juga mengaku melihat pemandangan serupa. Ditemui terpisah, warga Perumahan Maumbi Permai ini mengaku bahwa pada malam sekitar pukul 20:00 wita, dia juga melihat benda tersebut. ”Bentuknya beda-beda tipis dengan helikopter dan pesawat,” kata Raden. Mungkinkah benda itu berbunyi? Raden mengangguk membenarkan. ”Mulanya waktu dia mo tinggalkan lokasi pendaratan nyanda babunyi sama sekali. Maar, begitu tiba di atas dan akan berangkat, depe bunyi rupa pancar gas,” katanya membenarkan.
Polda Sulawesi Utara Bentuk Tim Selidiki ‘UFO’ di Manado
Menurut reporter Dino Gobel dari detikcom, pihak kepolisian menanggapi serius adanya informasi itu. Polda Sulawesi Utara telah membentuk tim untuk menyelidiki kebenaran informasi itu. Demikian disampaikan Kapolda Sulawesi Utara Brigjen Erald Dotulong. Kepada wartawan di Manado menjelang Sabtu (30/12/2000) dini hari Kapolda membenarkan adanya informasi pendaratan sebuah benda asing di Manado pada malam Lebaran, Selasa (26/12/2000). “Tim kami sejak kemarin (Kamis, 28/12/2000) telah turun ke lokasi kejadian,” ujar Kapolda. Lokasi yang dimaksud itu Desa Maumbi.
“Kita lihat kebenaran informasi itu nanti,” tambah Kapolda seraya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peristiwa tersebut. “Bisa saja itu provokasi atau malah gejala yang mencoba menggoyang persatuan di daerah ini,” Kapolda curiga. Tapi ketika disinggung mengenai kemungkinan bahwa ‘UFO’ yang mendarat di sebuah perkebunan itu merupakan spionase negara asing -seperti ditengarai mantan Gubernur Sulawesi Utara EE Mangindaan- Kapolda buru-buru menepisnya.
“Jangan-jangan malah itu helikopter perusahan tambang emas yang kian banyak beroperasi di Manado,” tulas dia spontan. Seperti diberitakan sebelumnya, selain disibukkan dengan silaturahmi Natal maupun Lebaran, pekan ini warga Manado dibikin heboh oleh mendaratnya sebuah benda asing menyerupai pesawat.
Belasan orang mengaku menyaksikan peristiwa tersebut. Dua orang dari mereka memberikan perincian kesaksian. Mereka adalah Adriana Sadia (21) dan Raden Po’e (53). Dijelaskan, peristiwa itu terjadi pada malam Lebaran sekitar pukul 20.30 WIB. Saat mengumandangkan takbir dari masjid dan rumah masing-masing mendadak mereka melihat benda asing yang turun dari angkasa. Benda itu mendarat di kawasan perkebunan di Desa Maumbi, Kecamatan Airmadidi.
Deskripsi Pesawat dan Lokasi Pendaratan
Benda itu berupa sebuah cahaya lampu berputar. Lampu berwarna merah mirip yang sering dijumpai di mobil polisi, berkedap-kedip dari kawasan hutan di perkebunan dekat rumah mereka. Lokasi pendaratan pesawat tak dikenal itu ganya berjarak 50 meter dari rumah Adriana dan 150 meter dari rumah Raden Po’e. Ketika didekati, nampak jelas lampu itu berasal dari sebuah benda asing mirip helikopter.
“Benda itu tak mengeluarkan suara kecuali hanya mendesis,” kata Adriana. Karena kaget bercampur panik, kontan dia berteriak. Saat itulah, benda asing itu langsung naik dengan cara vertikal lalu menghilang dengan cepatnya. “Cara naik hingga berangkat tak lebih dari 5 hingga 10 menit. Sangat cepat,” menurut Raden Po’e.
Satunet, Sabtu, 30/12/2000, 16:20 WIB
‘UFO’ kemungkinan helikopter perusahaan pertambangan
Laporan Ponta Dewi
satunet.com – Benda asing yang dianggap piring terbang [UFO, unidentified flying object] dan mendarat di Kec Airmadidi, Manado, diduga adalah helikopter milik perusahaan pertambangan yang beroperasi di sekitar daerah tersebut. Hal ini disampaikan oleh Kapolda Sulawesi Utara Brigjen Pol Eral Dotulong di kantornya, Sabtu. “Pesawat yang diduga UFO kemungkinan milik perusahaan pertambangan di sekitar lokasi pendaratan,” ujarnya. Namun demikian Eral yang didampingi Kapolsek Airmadidi Inspektur Satu Reino F Bangkang meminta kewaspadaan masyarakat sekitar berkenaan dengan munculnya isu bahwa benda yang diduga UFO merupakan pesawat yang akan menurunkan para provokator kekacauan di Maluku. Saat ini, kata Eral, pihaknya telah menerjunkan sejumlah aparatnya untuk melokalisir dan menyelidiki lokasi pendaratan ‘UFO’ tersebut di sebuah perkebunan kelapa di Desa Maumbi, Kecamatan Airmadidi. “Kami masih menunggu penyelidikan,” ujarnya ketika ditanyakan mengenai kepastian ‘benda asing luar angkasa’ tersebut.
Polda Sulawesi Utara Bentuk Tim Selidiki ‘UFO’ di Manado
Reporter: Dino Gobel
detikcom – Manado, Mendaratnya sebuah benda asing mirip pesawat yang disebut-sebut sebagai ‘UFO’ di Manado terus menjadi perbincangan masyarakat setempat. Bahkan pihak kepolisian pun menanggapi serius adanya informasi itu. Polda Sulawesi Utara telah membentuk tim untuk menyelidiki kebenaran informasi itu.
Demikian disampaikan Kapolda Sulawesi Utara Brigjen Erald Dotulong. Kepada wartawan di Manado menjelang Sabtu (30/12/2000) dini hari Kapolda membenarkan adanya informasi pendaratan sebuah benda asing di Manado pada malam Lebaran, Selasa (26/12/2000). “Tim kami sejak kemarin (Kamis, 28/12/2000) telah turun ke lokasi kejadian,” ujar Kapolda. Lokasi yang dimaksud itu Desa Maumbi, sekitar 20 km dari Manado.
“Kita lihat kebenaran informasi itu nanti,” tambah Kapolda seraya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peristiwa tersebut. “Bisa saja itu provokasi atau malah gejala yang mencoba menggoyang persatuan di daerah ini,” Kapolda curiga. Tapi ketika disinggung mengenai kemungkinan bahwa ‘UFO’ yang mendarat di sebuah perkebunan itu merupakan spionase negara asing -seperti ditengarai mantan Gubernur Sulawesi Utara EE Mangindaan- Kapolda buru-buru menepisnya.
“Jangan-jangan malah itu helikopter perusahan tambang emas yang kian banyak beroperasi di Manado,” tulas dia spontan. Seperti diberitakan sebelumnya, selain disibukkan dengan silaturahmi Natal maupun Lebaran, pekan ini warga Manado dibikin heboh oleh mendaratnya sebuah benda asing menyerupai pesawat.
Belasan orang mengaku menyaksikan peristiwa tersebut. Dua orang dari mereka memberikan perincian kesaksian. Mereka adalah Adriana Sadia (21) dan Raden Po’e (53). Dijelaskan, peristiwa itu terjadi pada malam Lebaran sekitar pukul 20.30 WIB. Saat mengumandangkan takbir dari masjid dan rumah masing-masing mendadak mereka melihat benda asing yang turun dari angkasa. Benda itu mendarat di kawasan perkebunan di Desa Maumbi, Kecamatan Airmadidi.
Benda itu berupa sebuah cahaya lampu berputar. Lampu berwarna merah mirip yang sering dijumpai di mobil polisi, berkedap-kedip dari kawasan hutan di perkebunan dekat rumah mereka. Lokasi pendaratan pesawat tak dikenal itu ganya berjarak 50 meter dari rumah Adriana dan 150 meter dari rumah Raden Po’e. Ketika didekati, nampak jelas lampu itu berasal dari sebuah benda asing mirip helikopter.
“Benda itu tak mengeluarkan suara kecuali hanya mendesis,” kata Adriana. Karena kaget bercampur panik, kontan dia berteriak. Saat itulah, benda asing itu langsung naik dengan cara vertikal lalu menghilang dengan cepatnya. “Cara naik hingga berangkat tak lebih dari 5 hingga 10 menit. Sangat cepat,” Raden Po’e menambahi cerita Andriana. Mendengar kepanikan itu, warga sekitar langsung berkumpul dan menyerbu ke lokasi kejadian dengan berbekal benda tajam dan peralatan pengamanan lainnya.
Kapolsek Airmadidi Ipda Reino F Bangkang yang sempat dikonfirmasi wartawan mengatakan, situasi menjadi sangat dramatis lantaran merebaknya isu tambahan, bahwa dari benda asing tersebut keluar 5 hingga 6 penumpang. “Bahkan banyak yang mengira itu anggota sebuah kelompok yang dikenal menjadi salah satu pemicu konflik di Ambon dan Maluku,” kata dia. (smu)
Disarikan dari berbagai sumber : Jawa Pos, detik.com, Satunet.com