(Foto hanya ilustrasi belaka)

Guntur Soekarnoputra, putra pertama almarhum Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia, dalam sebuah acara pertemuan online Beta Talks yang diadakan oleh komunitas BETA UFO Indonesia, menyatakan bahwa UFO pernah mendarat di Jakarta (Jl. Sriwijaya Raya 24, Kebayoran Baru) pada tahun 1980an (23 Mei 1981).

Berikut adalah transkrip pernyataan beliau :

“Ya itu sekitar tahun 80an (23 Mei 1981). Kejadian di sebelah rumah Ibu Fatmawati (Jl. Sriwijaya Raya 24, Kebayoran Baru) yang waktu itu ditempati oleh Guruh adik saya. Nah kebetulan Guruh itu kan memimpin kelompok muda-mudi Swara Mahardika. Nah waktu itu Swara Mahardika di rumah sebelah, itu kebetulan sedang penghuninya ke luar negeri apa gimana. Karena kosong lalu dikasih kesempatan ke Guruh dan Swara Mahardika untuk jadi tempat latihan. Nah suatu hari mereka latihan untuk menari, dari Sulawesi tarian Pakarena. Nah itu menggunakan ada 3 kendang yang selalu bertalu-talu gitu. Nggak tahu gimana pada suatu saat setelah selesai latihan sekitar magrib waktu itu. Jadi ini ceritanya Guruh ya, sama ceritanya anak-anak Mahardika karena kebetulan waktu itu Mas To juga sebagai penasehat dari Swara Mahardika. Jadi kira-kira magrib mereka masih ada yang nongkrong-nongkrong di situ, minum-minum es cendol dan segala macam, tiba-tiba pembantu yang membersihkan tempat latihan itu, di pagar belakangnya itu dia melihat kok ada kayak manusia mau lompat pagar, di atas pagar gitu. Dia berpikir wah ini ada maling mau masuk. Kemudian dia mencoba mendekati lalu begitu dekat nggak tahu gimana, ini ceritanya, dia terus jadi bengong. Nggak bisa apa-apa, ya bengong aja gitu. Sedangkan anak-anak Mahardika yang masih ada di luar pada satu saat tuh melihat ada katakanlah UFO atau Piring Terbang, mulai dari belakang rumah mereka latihan itu, terbang ke arah Stadion Gelora Bung Karno. Mereka sempat itu mengejar, ada empat anak-anak Mahardika itu naik motor mengejar. Sampai di atas Stadion Gelora Bung Karno UFO nya itu Hovering gitu di atasnya. Nah anak-anak ini nggak bisa masuk karena pagarnya dikunci, jadi mereka cuma ngelihatin aja di situ. Nah nggak berapa lama UFO itu melesat ke angkasa lalu hilang. Nah kemudian Guruh mendengar hal itu lalu nelpon ke Pak Salatun, besoknya dari LAPAN datang timnya untuk nyelidiki. Nah saya kebetulan hadir waktu itu. Ternyata betul itu di pagar belakang pohon pisang itu angus. Kemudian si pembantu itu namanya Samedi, itu masih bengong-bengong. Menurut Pak Salatun dia kena Extraterrestrial Syndrome. Kata Pak Salatun : biarin aja nanti juga kurang lebih seminggu sudah bisa diajak ngomong. Waktu itu dia bengong aja, ditanya ini bengong, ditanya itu nggak bisa jawab, gitu aja. Ya pendek cerita ya begitu kurang lebih. ”

Referensi

Sumber : https://youtu.be/kBLD3mxqr50?t=1887

Sumber lain dari cerita penampakan ini seperti adalah dari Majalah Angkasa, edisi Desember 1990.
Hari itu, Sabtu, 23 Mei 1981, sekitar pukul 23.00 rumah itu sudah sepi.
Pada hari-hari biasa, rumah itu sebenarnya selalu ramai oleh para penari dari Swara Mahardika, kelompok kesenian binaan Guruh.
Saat ingin beristirahat di kamarnya, Sumadi, penjaga rumah melihat sesosok tubuh berdiri di atas tembok halaman belakang.
Makhluk itu tidak terlalu tinggi. Sekitar 120-150 cm atau kira-kira setinggi anak SMP.
Kalau diperhatikan makhluk itu mengenakan celana panjang warna putih. Sedangkan bagian atas tubuh, termasuk kepala, tertutup semacam mantel berwarna hitam.
Menariknya, Sumadi tidak terlalu terpancing oleh keberadaan makhluk itu. Ia justru terus masuk ke kamarnya. Karena kebetulan ia merasa lapar. Sambil makan, ia toh bisa mengamati makhluk itu melalui jendela kamarnya.
Sosok tubuh yang digambarkannya seperti jamur itu kadang-kadang tampak bergoyang-goyang sedikit. Sumadi terus mengamati gerak-geriknya.
Sebenarnya, selama itu pula, tetangga sebelah di Nomor 26, ada lima yang sedang berkumpul dan mendengarkan musik.
Ketika itu mereka mendengar bunyi seperti hujan. Salah seorang mencoba mengecek ke luar, tapi tidak menemukan apa-apa.
Sumadi yang telah selesai makan, kemudian mulai menghampiri makhluk yang sedari tadi tidak beranjak pergi itu.
Dari jarak sekitar sembilan meter, ia bertanya sedikit keras, “Kamu pencuri, ya?”
Makhluk itu tak menjawab.
Sumadi kemudian naik ke tangga besi di bawah menara air, tetapi makhluk itu tiba-tiba lenyap.
Bersamaan dengan itu, kelima orang di rumah tetangga menjadi heboh.
Mereka melihat sebuah benda bercahaya mengudara secara perlahan-lahan dari belakang rumah nomor 22.
Fenomena itu juga dilihat oleh salah seorang tetangga di depan rumah nomor 26.
Benda itu panjangnya sekitar dua meter.Kalau dari samping, bentuknya mirip bola American Football yang diapit dua buah piring, di atas dan di bawah.
Bagian samping “kendaraan” itu menyala dengan warna putih yang diselingi oleh lajur-lajur vertikal warna merah.
Benda itu membubung dengan sudut 45 derajat dan semakin tinggi ia naik, semakin terang cahayanya dan semakin cepat.
Tidak terdengar bunyi apa pun. Setelah melesat, benda itu hilang ditelan kegelapan malam di arah barat laut di atas kompleks olahraga Senayan.
Di antara saksi mata yang melihat fenomena malam itu, tidak ada yang tahu pasti benda apa itu. Baru keesokan harinya orang-orang di sekitar menyaksikan jejak peninggalan benda aneh.
Daun-daun pisang yang berada di dekat benda yang melesat itu, telah mengering. Warnanya menjadi coklat seperti terkena hawa panas.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *