Pada tahun 1971, di gunung Lawu ada UFO berbentuk cakram terlihat di siang hari, mendarat dan terbang kembali, sekitar 1 mil dari danau buatan.

Hanya ada seorang saksi mata namun tim dari J. Salatun saat meneliti, yakin bahwa saksi mata ini berkata yang sebenarnya karena kesederhanaan dan sikapnya yang lugu. Dia menceritakan bahwa saat itu perhatiannya terusik dengan melihat ke langit karena udara di sekitarnya tiba-tiba berwarana keperakan, bersamaan dengan munculnya cahaya yang sangat terang.

Dia berpaling ke arah sumber cahaya itu dan melihat sebuah UFO muncul di atas ketinggian pohon-pohon di sekitarnya. Warnanya keperakan dan berbentuk seperti piring dengan bulatan kubah di atasnya dengan bahan material tembus cahaya. Diameternya sekitar 10 hingga 15 meter, dibandingkan dengan bekas pendaratannya yang berdiamater sekitar 25 meter.

Waktu itu jam 11 pagi, cuaca cerah dan hanya beberapa awan yang nampak, saksi mata melihat di bagian bawah UFO itu ada sinar yang kuat menyorot ke bawah, yang berubah warna tiap detiknya. Warnanya seperti warna pelangi. Pada waktu yang bersamaan, cahaya yang berputar juga terlihat di bagian kubah, meskipun saksi mata tidak yakin apakah kubah tersebut berputar atau tetap diam. Ketika ditanya apakah dia bisa melihat sosok makhluk di dalamnya, dia tidak yakin. Waktu itu suara UFO itu terdengar seperti suara lebah. Lalu UFO tersebut terbang dengan sudut kemiringan yang rendah menjauh dari saksi mata. Bersamaan dengan itu, keadaan di sekelilingnya menjadi normal kembali. Tidak seperti helikopter, UFO tersebut tidak menimbulkan debu angin. Setelah pada ketinggian tertentu, cahaya UFO tersebut berubah warna menjadi gelap dan mengecil dan akhirnya tak terlihat lagi. Kejadiannya berlangsung hanya sekitar beberapa menit.

Saksi mata menyatakan tidak takut dengan peristiwa itu namun membuatnya penasaran. Dia ingin mendekati pesawat itu yang menurutnya jaraknya sekitar 400 meter dari tempatnya berdiri. Namun semak-semak yang lebat menghalangi dia untuk mendekatinya. Dia tidak mengalami luka atau efek apapun.

Hal yang menarik ketika penduduk desa di sekitar itu juga ditanyai, mereka mengatakan bahwa di sana sering terlihat cahaya di malam hari yang berwarna hijau dan merah. Namun setelah penampak UFO di siang hari itu, sinar-sinar aneh di malam hari tidak lagi muncul. Penduduk setempat menyebut sinar malah hari itu sebagai “ndaru.”

Tim J. Salatun kemudian mengambil sampel tanah dan menemukan pasir silika dan alat pengukur radioaktif Geiger-Muller digunakan namun tidak mendeteksi apa-apa. Temuan yang cukup menarik ditemukannya banyak tanaman gersang yang berbentuk lingkaran di sana di tengah tanaman yang lebat dan subur, sehingga diduga di sana merupakan tempat favorit UFO untuk mendarat.

Sumber: Sign Historical Group Workshop Proceeding I, 1999 [J. Salatun Communique #1 to J. Allen Hynek]

Catatan: Gunung Lawu adalah sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini mempunyai ketinggian setinggi 3.245 m. Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous. Gunung ini terletak di antara kota Surakarta dan Madiun dan berada persis di antara perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Danau buatan di gunung Lawu adalah Telaga Sarangan yang berada pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *