GATRA Mingguan no.42 tanggal 4 – 5 September 1998

IMAM MAHDI, MARYAM, DAN JIBRIL, BERSATU DALAM TUBUH LIA AMINUDDIN

Lia Aminuddin mengaku sebagai Imam Mahdi yang telah dibaiat oleh malaikat Jibril. Dia juga mengaku sebagai Maria yang melahirkan Yesus.

Suatu malam di tahun 1974. Lia Aminuddin sedang duduk santai dengan salah satu kakak iparnya, Dokter Rosmini, di teras rumahnya, di Jalan Mahoni 30, Kawasan Senen, Jakarta Pusat. Tiba-tiba, dari langit sebuah benda bulat berwarna kuning melesat ke arahnya. Benda itu berputar dan berhenti di depannya, lalu menuju ke arah Lia. Dan ketika sudah berada di atas kepalanya, benda aneh itu menghilang.

Dua puluh empat tahun kemudian, pada 18 Agustus 1998, Lia mengejutkan umat Islam. Sebab, dia mengaku disumpah oleh malaikat Jibril sebagai Imam Mahdi. Tak hanya itu, putranya yang bernama Ahmad Mukti juga mengikrarkan baiat sebagai Nabi Isa. 

Benda misterius berbentuk bulat yang dilihatnya pada tahun 1974, menurutnya tidak lain adalah malaikat Jibril yang bersumpah setia kepadanya. Kedengarannya aneh dan tidak masuk akal, memang.

Tapi itulah perjalanan spiritual Lia. Pengalaman itu dituangkan dalam sebuah buku berjudul Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir

Buku setebal 232 halaman itu dirilis seminggu sebelum Jibril berjanji setia. Di sana diceritakan perjalanan Lia bersama Jibril — ditambah kesaksian para pengikutnya — lengkap dengan seluk-beluk radiasi nuklir, ozon, satelit, dan galaksi. “Saya menulis buku ini dalam sebulan, semuanya dibimbing oleh Jibril,” katanya.

Informasi dari SUARA HIDAYATULLAH edisi November 1998

Menurut Lia, dia pertama kali bertemu Habib al-Huda pada 27 Oktober 1995, kemudian pada 28 Juli 1997, makhluk itu mengaku sebagai Malaikat Jibril.

Prosesnya, menurut Lia, tidak disengaja. Artinya, ketika dia sedang melaksanakan shalat tahajud pada suatu malam. “Tanpa diduga, tubuhku tiba-tiba menggigil kedinginan. Setelah itu, ternyata aku berada dalam situasi dimana sejak saat itu aku selalu ditemani oleh seseorang yang tidak aku lihat.”

Namun menurut dr Syarifuddin Laingki, kakak ipar Lia Aminuddin, sebenarnya kejadiannya tidak sedramatis itu. Bahkan berawal dari peristiwa yang agak lucu.

Cerita berawal dari keingintahuan makhluk gaib pada keluarga Syarifuddin saat berlibur di Bandung pada tahun 1993. Makhluk gaib yang kemudian mengaku bernama Habib al-Huda itu dengan senang hati memindahkan barang-barang milik keluarga Syarifuddin saat mereka menginap di penginapan tersebut. Savoy Homann Hotel.

Merasa terus-menerus digoda oleh makhluk gaib, mereka kembali lebih awal dari yang direncanakan. Eh ternyata di rumah masih digodain. Jadi seorang ahli jin dipanggil untuk mengusir mereka. Tidak berhasil mengusir, pawang jin inilah yang kesurupan, maka pawang jin menyerah.

Beberapa detik kemudian selembar kertas jatuh dari langit-langit rumah Syarifuddin. Makalah ini ditulis dalam bahasa Indonesia. Isinya, pengakuan makhluk itu.

Di keluarga itu ia memperkenalkan dirinya sebagai Habib al Huda, dari ras jin. “Dia (Habib al Huda) mengaku kepada saya sendiri bahwa dia adalah jin,” kata Syarifuddin.

Jin ini berasal dari negeri Baqi. Muslim. Ia sudah sangat tua, bahkan menurut pengakuannya ia sudah hidup sejak zaman Nabi Muhammad. “Singkatnya, dia jin yang Islami dan baik,” kata Syarifuddin.

Sejak itu Syarifuddin sering berkomunikasi dengan jin ini. Itu dilakukan melalui kertas. Syarifuddin hanya berbicara di sebuah ruangan, kemudian Habib menjawabnya dalam secarik kertas yang dijatuhkan pada Syarifuddin.

Begitu pula jika Habib al Huda ingin menyampaikan sesuatu, maka geser kertas dari atas. Misalnya, ketika Syarifuddin sedang shalat tahajud, tiba-tiba di belakangnya ada secarik kertas bertuliskan bahwa ia juga sedang shalat tahajud di belakang Syarifuddin.


Pandangan tentang UFO dari Lia Aminuddin:

Dalam tanya jawab yang dilakukan di Salamullah-Info, sebagai jawaban atas pertanyaan saya: “Apakah makhluk luar angkasa atau UFO benar-benar ada? Apakah ada kehidupan di luar bumi?” pada tanggal 23 September 1998 saya menerima jawaban sebagai berikut: “Dikatakan bahwa UFO adalah (biasanya) malaikat. Dan telah beberapa kali dikatakan dengan tegas bahwa kehidupan di luar bumi tidak ada.”

Pada tanggal 24 September 1998, sebuah email dengan subject “Bocoran Teknologi UFO” disampaikan ke Salamullah-Info, yang menurut penulisnya adalah informasi yang diperoleh dari malaikat Jibril. Berikut adalah isi suratnya.

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Jangan menimpakan keadaan itu sebagai kekalutan. Kalau kunyatakan bahwa UFO itu piring terbang, maka UFO itu adalah sebuah teknologi. Bagaimana manusia yang sempat menyaksikan UFO itu sebagai teknologi dan bagaimana manusia itu melihat itu sebagai kegaiban, keduanya itu bisa terjadi. UFO adalah teknologi yang diperlihatkan malaikat kepada manusia dan UFO adalah peristiwa kegaiban yang bisa diperlihatkan oleh jin dengan penampakannya yang lain dan malaikat dengan penampakannya yang lain juga. Bila dikemukakan sebagai pengimbangan, maka keduanya itu janganlah dikuatirkan. Karena keduanya itu hanya ditampakkan kepada orang-orang yang diinginkan untuk mengetahuinya. Silang target antara malaikat dan jin telah menjadikan penampakan UFO itu bisa berupa halusinasi dan bisa berupa kenyataan sekejap. Bagi malaikat, UFO itu dapat diperlihatkan secara nyata, sedangkan bagi jin hanya sebagai halusinasi. Bila keduanya sempat terlihat oleh umat manusia, maka kejadian itu dapat terlihat berbeda. UFO dari malaikat tampil sebagai sebuah teknologi, UFO dari jin tampil sebagai pandangan fatamorgana yang dapat berupa benda yang dikendarai oleh alien, makhluk yang diperkirakan sebagai makhluk angkasa luar. Dalam perangkap halusinasi, umat manusia dapat melihat wajah jin. Kedudukan kedua makhluk gaib itu kini telah melampaui tabir kasyaf batin maupun penglihatan. Keadaan ini telah dimungkinkan terjadi di akhir jaman sebagai tanda kedudukan Iblis itu semakin transparan dan melampaui batas tabirnya. Sedangkan keadaan itu adalah sebuah ketentuan takdir Iblis yang di akhir zaman ini memang telah lebih leluasa jangkauannya sebelum berakhir kutukannya pada hari kiamat. Demikianlah iblis disebutkan sebagai dajjal di akhir zaman. Sedangkan demi pengimbangan itu, para malaikat diturunkan Allah untuk mengimbangi penyesatan yang dilakukan Iblis kepada manusia. Dengan memperlihatkan UFO diharapkan itu sebagai pembanding peringkat kecanggihan teknologi. Di dunia, umat manusia telah sampai pada metamorfosa perakitan teknologi dari hasil pembaharuan teknologi. Umat manusia telah sampai kepada keakuan nalarnya. Sehingga Allah ingin memperlihatkan kepada umat manusia pencapaian teknologi searah, yakni dari Alah. Dan hal itu diperlihatkan oleh para malaikat melalui penampakan UFO. Bilakah jangkauan umat manusia mampu mencari kepadanannya? Bila di atas ada kehidupan yang lebih tinggi, dari manakah itu datangnya? Sedangkan umat manusia tak dapat melacak darimana datangnya UFO itu. Untuk hal tersebut bolehlah kecanggihan teknologi umat manusia (bangsa Amerika) dapat mengetengahkan ilmu pengetahuan mereka sehingga mampu melacak kehadiran UFO itu. Bagaimana mereka bisa tertinggal oleh kemampuan UFO? Sedangkan mereka telah memasang berbagai perangkat pelacak. Ketika Nabi Isa dibangkitkan oleh Alah, peranan UFO pun akan disingkapkan. Malaikat Jibril menyatakan bahwa bangsa Amerika tak dimungkinkan memadani ilmu Allah sebaik yang mereka ucapkan. Mereka tak dimungkinkan menjamin kapan mereka dapat mengendalikan satelitnya ke rongga bulan dan meluaskannya ke planet yang lain dan bisa menembus tabir UFO itu. Peranan UFO belum mampu dideteksi. Hanya dapat diramalkan sebagai benda dari angkasa luar yang sekedar mampir ke bumi. Tidak dikemukakan apa yang menjadi sasarannya dan efek dari kehadiran UFO itu di belahan wilayah yang pernah disinggahinya. Seluruh dunia hanya mendengar ada kesaksian melihat ada UFO pernah singgah ke bumi. UFO belum pernah terabadikan oleh mereka dan kejanggalan-kejanggalan itu tak diketahui keadaannya. Betapa pun UFO itu adalah peristiwa kegaiban. Dan keduanya, baik dari jin maupun dari malaikat, itu adalah penjajagan. Malaikat menjajagi ketinggian teknologi umat manusia, jin menjajagi kaidah keimanan umat manusia. Bayangkan kedua penjelasan tersebut. Adakah dimungkinkan umat manusia menempatkan keduanya itu sebagai target jangkauan teknologinya atau target jangkauan keimanan? Sapaan malaikat atau jin, kalau ingin dikaji, banyak cara untuk mengkajinya. Melalui pendalaman kajian ilmiah maupun kajian spiritual, Malaikat Jibril ingin membantu umat manusia mengenali futuristic teknologi melalui keimanan. Teknologi UFO dapat diupayakan. Umat manusia telah dibuatkan bayangan melalui penampakan UFO itu. Bagaimanakah sebenarnya teknologi UFO? Ialah benda yang melayang tanpa bobot dan yang dapat melesat melampaui jarak kekuatan cahaya dan tak disambungkan dengan pemantik energi, dan tanpa satuan kendali, cukup dengan katalisator mobile dan katalisator mobile itu dikendalikan oleh sinar. Di situlah kendali yang perlu dikaji, bagaimana sinar mampu mengendalikan stamina dan bobot UFO yang dapat melesat ke bumi dan kemudian bagaikan peluru kendali melesat ke luar angkasa kembali dan tak meninggalkan jejak. Jikalau umat manusia sanggup mencapai padanan teknologi semacam itu, itulah perumpamaan sebuah fenomena kecanggihan ilmu Allah. Demikian jawaban saya atas bimbingan Malaikat Jibril Alaihissalam,

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Landung Wahana.

Dalam surat yang lain, tertanggal 28 Oktober 1998, Lia Aminuddin memberi penjelasan sebagai berikut:

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sebuah laporan penemuan benda angkasa luar dan mummi-nya, secara nalar berita ini dikuatkan oleh laporan hasil ekspedisi penelitian. Dunia memperkirakan itu adalah penemuan yang akan membukakan sebuah misteri adanya kehidupan dan teknologi di planet yang lain yang sempat singgah ke planet bumi. Jaringan satelit NASA sering melakukan penelitian mencari fokus data tentang hal tersebut. Para peneliti sangat antusias untuk segera memecahkan setiap data masukan yang masih berupa misteri bagi mereka.

Pengamatan tentang makhluk angkasa luar itu telah cukup banyak. Dan keyakinan ini semakin hari semakin besar. Bagaimana sistem kehidupan makhluk itu? Apakah dia bernyawa seperti manusia, ataukah mereka hologram? Penemuan-penemuan jejak UFO di Siberia ini menghasilkan tanda-tanda adanya makhluk angkasa luar itu. Melalui keceermatan para peneliti, tanda-tanda itu semakin jelas dan akan membuka tabir misteri UFO.

Sanggahanku bahwa tak ada makhluk angkasa luar karena Allah hanya menciptakan makhluk-Nya, yaitu malaikat, jin, iblis, dan manusia. Dan juga telah dikemukakan bahwa UFO itu merupakan jurnal kegiatan makhluk gaib yang dalam hal ini adalah jin dan malaikat.

Peranan jin yang ingin menguatkan ketajaman analisis para ilmuwan manusia sampai kepada pelacakan mummi dan kendaraannya. Malaikat membisikkan kepada umat manusia kelaikan mengumpulkan sarana untuk meniti balik keadaan UFO hingga dapat memulai menciptakan pesawat-pesawat ulang-alik antar planet. Dengan menyampaikan pem-fungsian keduanya (jin dan malaikat), umat manusia itu telah sampai pada suatu kesimpulan ada makhluk angkasa luar dan pesawatnya yang terkubur di Siberia. Penjelasan ini tak dapat dikesampingkan.

Dapatkah malaikat Jibril mempertahankan argumentasinya? Kepadaku dia menjelaskan sebagai berikut: Pelacakan para ilmuwan di Siberia ini merupakan penemuan unidentified frozen fossil of homo sapien. Makhluk yang terpendam dalam salju itu dikatakan telah berumur 100 tahun. Kecuali ada makhluk lain yang berasal dari angkasa luar, fosil itu tak bisa disebutkan sebagai identifikasi penemuan antropologi jauh ke belakang, yaitu makhluk purba. Dengan identifikasi umur fosil itu, maka dapatlah dikaitkan itu dengan kedatangan makhluk asing dari angkasa luar. Penelitian ini serupa dengan verifikasi penemuan lacak UFO di beberapa tempat. Keadaan misteri UFO terakhir dilaporkan tak dapat dilacak lagi lebih jauh.

Penyutradaraan makhluk jin terhadap pengelabuan riset, dikemukakan sebagai upaya mengarahkan visi umat manusia kepada hal-hal yang akan menjauhkan manusia kepada ke-Maha Kuasaan Allah. Mereka membangun visi melalui peranan kongkrit fosil mummi. Demikian maha dahsyatnya upaya mereka sehingga kumpulan mummi itu ditambahkan kadarnya pesannya dengan menyerikatkan diri mereka terhadap mummi tersebut. Sebagaimana halnya jenglot, pengejawantahan sebuah makhluk kongkrit yang sebenarnya adalah partikel dajjal sehingga menciptakan makhluk yang tak terjawab identitasnya. Bila kita di sini berhasil menemukan jenglot yang sebenarnya juga adalah penemuan unidentified homo sapien. Betapa kini kemampuan dajjal itu sosok tubuhnya menembus kemahfuman kelayakan sistem kehidupan manusia. Teka teki tentang jenglot ini sebenarnya tak ubahnya sebagai dajjal yang terlempar keluar tabirnya. Dapatkah ini disesuaikan dengan fosil mummi yang sedang diteliti itu? Peranan dajjal di akhir zaman telah banyak disampaikan melalui kitab suci Al Quran dan Injil serta hadis-hadis. Mengapa dajjal itu diutarakan sedemikian? Kesan itu sepertinya kedatangannya sangat ditakuti dan sangat berbahaya dan telah dikatakan Nabi Isa-lah yang kelak membunuh dajjal.
Di dalam pemahaman itu bahwa di akhir zaman akan datang iblis yang di dalam Injil saja disebutkan dia sebagai “Ular Naga yang besar merah padam berkepala tujuh buah dengan sepuluh tanduk dan di kepalanya ada sebuah mahkota” (Wahyu:12) dan dalam Al Quran “Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia tidak yakin kepada ayat-ayat kami.” (An Naml:82:) dan di dalam hadis “Sesungguhnya tanda hari kiamat pertama kali muncul ialah terbitnya matahari dari barat dan munculnya binatang kepada manusia pada waktu dhuha, bila salah satunya telah muncul maka yang satunya segera menyusulnya” (Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyroth As-Sa’ah, Bab Dzikir Ad-Dajjal 18:77-78)

Keadaan yang dilukiskan itu adalah kesamaan dari kenyataan yang sedang kita saksikan. Demikianlan perlawanan Dajjal menguakkan tabirnya sambil berupaya menempatkan diri mereka terlibat pada kesempatan yang sedang diminati umat manusia.

Malaikat Jibril mengutarakan sebagai sukses dajjal meloloskan diri dari kodratnya sesuai dengan masa akhir ketentuan takdirnya. Homo sapien di Siberia melanjutkan jejak dajjal yang menaruh perhatian kepada penelitian para ilmuwan itu.
Unidentified homo sapien serupa akan menyemarakkan penelitian-penelitian NASA maupun yang lainnya. Malaikat tak menyanggupkan melayani keinginan pendakian daya nalar umat manusia dengan cara yang serupa. Partisipasi mereka hanya berupa kelambu-kelambu ilmu, yaitu menuntun umat manusia menciptakan teori-teori yang terlacak oleh sistem dan yang dapat dikomunikasikan dengan penemuan teknologi mutakhir.

Wasallam,
Lia Aminuddin


Hari Rabu, tanggal 7 Oktober 1998, sekitar jam delapan malam, saya (Nur Agustinus) bersama Bpk. Setya A. Sis berkunjung ke rumah kediaman Lia Aminuddin di Jl. Mahoni 30 Jakarta. Apa yang terjadi pada Lia Aminuddin, dalam kasus “kontak dengan alien” (alien contct), bisa digolongkan dalam kategori “Channeling”. Meskipun dikatakan bahwa UFO itu adalah teknologi yang diperlihatkan malaikat kepada manusia dan UFO adalah peristiwa kegaiban yang bisa diperlihatkan oleh jin dengan penampakannya yang lain dan malaikat dengan penampakannya yang lain juga, namun Lia Aminuddin nampaknya tidak suka bila dikatakan kalau malaikat adalah alien. Dalam perbicangan waktu itu, Lia Aminuddin tetap berpegang pada keyakinan bahwa tidak ada kehidupan seperti manusia selain di bumi. Kami disuguhi air Salamullah dan diberi buku “Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir”. Dalam buku tersebut ditulis: “Keajaiban benda bulat bersinar yang terlihat olehku pada 1974 itu telah menempatkanku di dalam sebuah Takdir. Untuk penjelasan benda tersebut, Jibril Alaihisallam mengemukakan sebagai berikut: “Umat manusia selalu terpulang kepada takdirnya. Di penghujung awal Takdir itu, akulah yang terlihat melayang turun menemuimu, Lia.” Maka untuk hal takdir ini, seorang malaikat diperkenankan Allah menyerupai sinar (“Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir” halaman 49)

Bandingkan dengan yang dialami oleh almarhum R. M. Muhammad Subuh Sumohadiwijoyo, pendiri SUBUD (Susila Budhi Dharma) yang pada tahun 1925 (saat itu berusia 24 tahun) yang merasa “dijamah dengan hebat oleh kekuasaan Tuhan” setelah melihat bola sinar terang yang menghampiri dirinya. Kalau Lia Aminuddin setelah 24 tahun (peristiwa penampakan “bola sinar terang yang melayang dan menghampiri” pada tahun 1974 dan dia membuka diri setelah tahun 1998), maka setelah delapan tahun, yakni tahun 1933 Bapak Muhammad Subuh menamakan apa yang diterimanya ini sebagai LATIHAN KEJIWAAN.


Dalam kasus UFO, “bola cahaya terang” termasuk benda terbang aneh yang tidak dikenal. Apakah itu benar-benar malaikat? Apa itu jin? Apakah mereka alien dari luar angkasa atau dimensi lain? Apa yang Anda pikirkan tentang ini? Kirim pandangan Anda ke: BETA-UFO

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *