Minggu tanggal 22 Maret 1981 pukul 07.40 pagi Ari Nugraha, umur 26 tahun, radio amatir (YCØSI) sedang berada di atap rumah untuk membenahi antena, ketika itu melihat sebuah benda di langit tepat di atas kepalanya. Pagi hari itu cuaca sedang cerah dengan langit yang berwarna biru tua.
Dia dengan gempar memanggil saya (J. Salatun – red) dan kemudian saya mengajak istri menyaksikan hal tersebut. Benda itu tampak seperti kepala jarum pantul yang dipegang sepanjang lengan. Ia berbentuk bulat dan warnanya keperak-perakan seperti cakram yang mengkilau. Ia mengembara dengan santai dan selama 40 menit menempuh lintasan yang melingkar dengan garis tengah kurang lebih 2 kali lebih besar dari bulan purnama.
Saya menghubungi Halim International Airport dan mendapat keterangan bahwa di layar radar tidak tampak sasaran-sasaran yang luar biasa. Bagian meteorologi menerangkan bahwa pada ketinggian 35.000 kaki arah angan adalah 070 dan kecepatannya 20 kts. Pada ketinggian 40.000 kaki angka-angka tersebut adalah 050 dan 20. Benda itu lenyap secara mendadak. Saya membuat beberapa foto dengan Fujica Pocket Camera. Pembesaran-pembesaran yang dibuat sebelum tulisan ini tidak berhasil memperlihatkan benda yang bersangkutan. Mungkinkah disebabkan oleh lensanya yang kurang tajam?
Sumber: Salatun, J., “UFO Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini”, Yayasan Idayu, Jakarta, 1982. Halaman 75)