Antara Palembang dan Jambi, 1996
Penampakan UFO ini dilaporkan oleh Capt. Armstrong Tintono ke milis BETA-UFO pada tanggal 21 September 2007. Ada dua peristiwa yang dialaminya, yakni pada tahun 1996 dan 2003. Berikut adalah pengalaman di tahun 1996. Pengalaman di tahun 2003 bisa dilihat di sini.
Perkenalkan saya Armstrong Tintono mencoba untuk aktif menyumbangkan pikiran dan pengalaman kerja saya yg kebetulan sekali pernah berurusan dengan fenomena UFO. Profesi saya adalah penerbang sipil di salah satu penerbangan nasional, melihat perkembangan UFO di indonesia saya terus terang kaget ternyata hampir sama banyaknya dengan di luar indonesia. Untuk itulah saya akan membagi pengalaman saya seputar UFO dan penerbangan.
Memang benar kehebatan manuver dr pesawat2 UFO tersebut sangat luar biasa, dari kejadian yang pernah saya alami pada tahun 1996 dan 2003 di atas pulau sumatera (1996) antara Palembang dan Jambi saya sedang melaksanakan tugas penerbangan dari Medan ke Jakarta pada ketinggian 33.000 kaki dan kecepatan Mach 0.72 saya melihat ke atas dari dalam kokpit ada empat buah titik putih yg melakukan terbang formasi berbentuk diamond lucunya masing-masing titik tersebut melakukan gerakan zigzag satu sama lain sehingga keempat titik tersebut pasti terlihat dan dapat dibedakan dari bintang-bintang di sekitar nya hal tersebut terjadi selama kurang lebih antara 3-5 menit sampai akhirnya keempat titik tersebut berhenti ber zigzag dan melesat dengan kecepatan luar biasa.
Satu persatu saya mencoba mengambil gambar moment tersebut dengan handycam tapi setelah dicoba putar ulang hasilnya mengecewakan sekali karena yg terlihat hanya gambar hitam saja,pada waktu kejadian saya juga mengkonfirmasi dengan radar controler Medan tapi mereka juga tidak melihat apa-apa, satu-satunya yang terlihat hanya blip dari pesawat saya. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 23.30 dengan arah object dari utara ke selatan jadi berpotongan dengan jalur terbang saya,kejadian ini juga disaksikan oleh rekan pilot saya setelah kejadian tersebut kita berdua hanya bisa menyebut Asma Allah dan takjub atas kehebatan mesin terbang mereka.