Di Pulau Flores terdapat apa yang dinamakan mattambre terdiri dari suatu cahaya berbentuk bulat dengan garis tengah sekitar 1 meter yang berwarna merah kebiru-biruan. Ada yang menyamakan warna merahnya dengan warna matahari sedang terbenam.
Mattambre melayang-layang kurang lebih setinggi satu setengah meter dari permukaan tanah dan hanya disaksikan pada malam hari saja. Ia muncul secara tunggal tanpa tergantung dari musim. Penduduk menyeganinya, oleh karena kehadirannya disangkut-pautkan dengan bakal terjadinya kematian seseorang.
Namun demikian, seorang sarjana yang tidak mau disebutkan namanya dan yang berasal dari Kabupaten Manggarai Pulau Flores Barat, menceritakan pengalaman pribadinya dengan mattambre. Pada tahun 1974 ia kebetulan melakukan perjalanan pada malam hari dengan berkendaraan sebuah jeep dari daerah pedalaman yang bergunung-gunung menuju ke pantai. Tiba-tiba muncullah sebuah mattambre yang kemudian mengikuti mereka. Pengalaman yang tidak terlupakan terjadi ketika kemudian mattambre itu mendekati jeepnya dan secara mandadak baik mesin maupun lampunya mati. Mereka berusaha sekuat-kuatnya untuk menjalankan mesinnya di dalam kegelapan malam, namun sia-sia belaka. Akhirnya mereka terpaksa mendorong jeepnya secara berhati-hati yurun dari gunung ke pantai sejauh kurang lebih 10 Km. Belum sampai ke pantai, fajar mulai menyingsing dan mattambre itu hilang lenyap seketika. Berbarengan dengan itu, jeep mogok tadi tiba-tiba berfungsi normal kembali.
Pengalaman itu menimbulkan tanda tanya, apakah sebenarnya mattambre itu, sejenis hantu ataukah sejenis alat observasi yang dikendalikan oleh kehidupan cerdas dari luar umat manusia kita? Sarjana tadi juga menambahkan bahwa seorangrekannya pernah menyaksikan gejala yang serupa di pegunungan Alpen di Eropa. Temannya semobil dengan seorang berkebangsaan Swiss menerangkan bahwa itulah yang disebut UFO. Rekannya tadi menyebut bahwa di kampungnya di Flores itulah yang dinamakan mattambre.
Sumber dari buku “UFO, Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini” karangan J. Salatun, halaman 65.