I. Misi yang Berubah di Tengah Laut

Pada tahun 2009, seorang Marinir Amerika Serikat bernama Michael Herrera sedang bertugas di atas kapal USS Denver, dalam misi bantuan kemanusiaan yang awalnya ditujukan untuk korban topan di Filipina. Namun, sebelum kapal itu tiba di lokasi tujuan, situasi darurat baru muncul: sebuah gempa bumi dahsyat diikuti oleh tsunami melanda Padang, Sumatra, Indonesia. Misi pun berubah total.

USS Denver, yang hanya membawa satu kompi Marinir dan minim dukungan logistik, diperintahkan untuk menyimpang dari jalur dan menuju ke barat Pulau Sumatra guna membantu upaya penyelamatan.

Di tengah persiapan, Herrera—yang biasanya membawa senapan mesin M249—ditugaskan secara acak ke dalam tim kecil beranggotakan enam orang. Senjata yang diberikan padanya juga berbeda: senapan M16, bukan senjata standar miliknya.

Misi mereka sederhana namun krusial: mengamankan lokasi pendaratan darurat (landing zone/LZ) di tengah hutan tropis agar helikopter pembawa bantuan bisa mendarat dengan aman.


II. Mendarat di Hutan Tropis

Tim diturunkan dengan helikopter CH-53E Super Stallion, salah satu heli terbesar dan paling berisik milik militer AS. Saat helikopter mendekati lokasi, Herrera sempat melihat lautan dan daratan dari belakang pesawat. Ketinggian terbangnya rendah, diduga untuk menghindari terdeteksi atau mempermudah manuver cepat.

Setelah mendarat di tengah rimbunnya hutan Sumatra, tim segera membentuk formasi 360 derajat untuk mengamankan area pendaratan. Namun posisi mereka terlalu terbuka. Atas perintah pimpinan tim, mereka bergerak ke lereng bukit berhutan di sekitar area tersebut untuk mendapatkan perlindungan alami dan posisi pengawasan yang lebih baik.

Dari puncak lereng, dengan menghadap ke selatan, mereka mengawasi zona LZ. Namun pandangan mereka segera teralihkan ke arah utara, saat mereka melihat sesuatu yang ganjil: ada struktur asing di kejauhan, berputar perlahan, berubah warna, dan tampak tidak wajar di tengah hutan.


III. Maju Menyelidiki Anomali

Pimpinan tim memerintahkan pendekatan ke arah objek misterius itu. Perlahan-lahan, keenam Marinir mulai menuruni sisi lain dari lereng, menyibak semak belukar dan pepohonan tropis. Semakin mereka mendekat, medan terbuka, dan mereka pun melihatnya dengan jelas.

Di hadapan mereka berdiri sebuah benda terbang tak dikenal (UFO)berbentuk oktagonal, berputar, dengan struktur seperti piramida di atasnya, melayang beberapa meter di atas platform datar.

Benda itu:

  • Tidak mengeluarkan suara mesin
  • Tidak memiliki baling-baling, sayap, atau jet
  • Memancarkan suara dengungan halus, nyaris tidak terdengar
  • Memiliki panel-panel, sambungan, dan paku rivet seperti buatan pabrik
  • Terlihat berubah warna antara abu-abu matte dan hitam matte
  • Memiliki bagian permukaan yang sangat menyerap cahaya, hampir tak terlihat dalam gelap

IV. Dikepung oleh Pasukan Bayangan

Belum sempat tim mendekat lebih jauh, tiba-tiba mereka dikepung. Delapan pria bersenjata lengkap keluar dari balik semak-semak dan pepohonan, bergerak secara senyap dan taktis.

Para pria ini:

  • Mengenakan seragam hitam, tanpa tanda pangkat, nama, atau emblem
  • Memakai rompi anti peluru dan topi baseball
  • Membawa senapan M4 modifikasi, dilengkapi alat bidik ACOG dan lampu IR
  • Tidak menyebut identitas satuan, namun berbicara dengan logat Amerika

Dengan cepat, mereka:

  • Merebut senjata tim Herrera
  • Mengeluarkan magasin dari kantong peluru dan menendangnya menjauh
  • Mengambil kartu identitas militer dari saku seragam mereka
  • Menggunakan alat pemindai biometrik, dan kemudian perangkat seperti ponsel tipis untuk memindai ID

Salah satu dari mereka berkata:

“Kalian tidak seharusnya ada di sini. Kami bisa membunuh kalian. Gampang hilang di hutan ini.”


V. Pengangkutan Rahasia

Sementara mereka ditahan, muncul beberapa truk hitam besar—kemungkinan Ford F-350 atau Toyota Tundra—yang tidak memiliki logo atau tulisan. Truk-truk itu membawa kontainer hitam berukuran setengah dari kontainer pengiriman biasa, dengan mesin HVAC silinder di atasnya.

Ciri-ciri kontainer:

  • Pintu belakang lebih tebal dari biasa
  • Tidak ada tulisan, nomor, atau simbol
  • Tidak terlihat kabel, tombol, atau aliran listrik
  • Tidak terdengar suara mesin

Kontainer itu dinaikkan ke atas platform di bawah UFO.

Herrera merasa ini seperti operasi gelap—bukan evakuasi medis atau bantuan kemanusiaan.


VI. Pelepasan dan Pelarian UFO

Tiba-tiba, platform di bawah UFO terangkat ke atas. Benda utama ikut menurunkan posisinya hingga menyatu dengan platform.

Di tiap sudut benda, muncul lampu berwarna: merah, kuning, hijau, dan biru.

Dalam hitungan detik:

  • Benda itu terbang naik melewati pucuk pohon
  • Lalu menyentak ke arah barat (laut)
  • Tidak menghasilkan suara ledakan supersonik
  • Tidak menggoyangkan pohon
  • Menghilang seperti bayangan hitam

Herrera dan tim hanya bisa terpaku.


VII. Dibebaskan, Tapi Diancam

Para pria hitam itu menyuruh mereka:

  • Berbalik arah
  • Jangan menoleh ke belakang
  • Naik kembali ke atas bukit

Sebelum pergi, mereka:

  • Menggantungkan kembali senjata ke punggung para Marinir, sangat ketat
  • Memasukkan kembali magasin secara terbalik agar sulit digunakan

Herrera mengira mereka akan dieksekusi di tempat. Tapi itu tak terjadi. Mereka kembali menaiki bukit, dan langsung menuju LZ.

Di sana, mereka disambut oleh seorang sersan senior yang marah melihat formasi mereka kacau dan senjata tersandang.

Tidak ada satu pun dari mereka yang menceritakan apa yang terjadi.


VIII. Ancaman dan Penutupan

🎥 Bukti Dihilangkan

Setelah kembali ke kapal:

  • Herrera menemukan kameranya diletakkan di ranjang, tidak di dalam loker
  • Baterai dan kartu memori hilang
  • Kamera tidak bisa dinyalakan

Teman-temannya juga melaporkan ponsel mereka hilang—hanya mereka yang ikut misi yang mengalami hal itu.

🧾 Surat Rahasia

Beberapa hari kemudian, saat di Jepang, Herrera diperintahkan datang ke Command Post. Di sana, ia bertemu dengan pria berpakaian seragam resmi Angkatan Udara, tanpa nama, berpangkat Letnan Kolonel.

Pria itu meletakkan selembar dokumen rahasia di depannya, bertuliskan:

  • TSSCI
  • Indonesia

Ia mengatakan:

“Kalau kamu bicara soal ini, kamu bisa didakwa pengkhianatan.”
“Kamu bisa dihukum mati.”

Herrera menandatangani.

Rekan-rekannya juga menandatangani dokumen yang sama.

Sejak saat itu, tidak ada satu pun dari mereka yang pernah membicarakan kejadian itu lagi.


IX. Lima Belas Tahun Diam

Selama 15 tahun, Michael Herrera memendam cerita ini. Ia tidak mendapat keuntungan apa pun. Tidak dibayar. Tidak menerima undangan istimewa. Ia bahkan dimusuhi oleh sebagian rekan Marinirnya karena bersuara.

Namun ia tetap bersaksi:

  • Di hadapan Senat Amerika Serikat
  • Di hadapan ARO/AARO (lembaga investigasi fenomena anomali luar angkasa)

Dan kini, ia berbicara di depan publik.

Karena ia yakin:
“Saya tidak sendirian.”


REFERENSI

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *