Pada pukul 04.40 dini hari tanggal 14 Juni 1977 lima orang awak kapal patroli TNI AL “Siliman” menyaksikan suatu benda aneh sewaktu berlayar di lepas pantai Lhok Seumawe, Aceh. Pada waktu itu keadaan laut adalah tenang sehingga permukaannya laksana cermin. Cuaca berkabut tipis, namun tidak menghalangi pemandangan.

Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh nyala lampu terang yang entah dari mana datangnya, tetapi seketika sudah mengambang di udara di depan mereka. Nyala lampu terang itu berwarna merah muda, berbeda dengan lampu navigasi kapal yang berwarna merah darah. Kemudian tampak bahwa nyala lampu terang itu terpasang pada sebuah benda berbentuk cerutu dengan sebuah kubah di atasnya.

Perwira navigasi operasi Letda (P) Widyhartono mengerahkan alat radarnya, tetapi tidak terjadi kontak echo. Ia kemudian mengambil kamera dari laci, ternyata tidak bekerja oleh karena filmnya habis. Tiba-tiba benda bersinar itu hilang lenyap. Perwira itu baru saja membalikkan diri untuk men-stand by-kan alat radar, ketika benda tadi tiba-tiba muncul kembali di tempat semula.

Sekarang benda itu mengeluarkan asap putih yang terputus-putus mirip parasut yang mengambang lalu turun dalam jumlah banyak. Kepulannya itu mirip asap knalpot sepeda motor yang kebanyakan bahan bakar dan sedang dipanaskan. Jumlah kepulannya banyak dan besar kecilnya tidak sama serta lenyap jauh di atas permukaan air.

Radar dikerahkan lagi, akan tetapi hasilnya tetap nol. Perwira itu menerangkan hal tersebut dikarenakan sasaran itu di luar jangkauannya.
Dikira sedang terjadi dropping senjata gelap, semua lampu lambung kapal perang itu dimatikan, semua senjatanya dikokang dan kapal diarahkan ke sasaran dengan mesin dimatikan. Semua itu dilakukan untuk meninggikan pendadakan sambil memanfaatkan kabut tipis, dengan maksud untuk menangkap basah para pelaku dropping bersama senjata-senjatanya.

Tiba-tiba benda bersinar itu bergerak cepat sambil membuat sudut tanjakan mirip garis ellips yang tidak masuk akal dan tidak mungkin dilakukan oleh pesawat terbang jenis apa pun. Ia hilang dari pemandangan pukul 04.46 setelah terlihat selama 6 menit.

Sumber: Salatun, J., “UFO Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini”, Yayasan Idayu, Jakarta, 1982. Halaman 71)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *