Peristiwa ini terjadi pada tahun 1963, pada malam hari ketika seorang pria 30an tahun yang dipanggil Kak Tut berangkat ke sawah mencari belut. Waktu itu Gunung Agung sedang meletus.
Ketika ia tiba di sawah yang berada di kaki Gunung Batukaru – Tabanan, tiba-tiba ia merasa suasana berubah menjadi terang seperti siang. Sepertinya Matahari telah berada pada posisi di atas kepala, padahal ia yakin waktu itu ia dalam keadaan sadar dan tidak tidur. Ia ingat bahwa ia sedang keluar pada malam hari. Beberapa detik sebelum suasana mendadak menjadi terang, ia sempat menyaksikan sebuah bulatan berbentuk oval bercahaya putih terang benderang menyilaukan mata. Ia selalu menyebut bulatan terang tersebut sebagai Taluh Hyang Widi (Telur Tuhan). Bulatan tersebut melayang di atas puncak Gunung Batukaru dan beberapa saat kemudian terbang dengan kecepatan tinggi menuju puncak Gunung Agung yang sedang mengeluarkan lahar. Menurut Kak Tut, bulatan tersebut lenyap masuk ke kawah Gunung Agung dalam beberapa detik, padahal jarak antara kedua gunung tersebut sangat jauh. Karena hari telah siang, Kak Tut memutuskan untuk pulang tanpa membawa tangkapan belut.
Kejadian ini merupakan fenomena missing time atau kehilangan waktu yang lazim terjadi pada peristiwa penculikan manusia oleh alien. Korban tidak dapat mengingat apa yang ia alami ketika mengalami missing time.
Sumber referensi dari buku “Satu Dekade Perjalananan Komunitas BETA-UFO Indonesia : Melacak Fenomena UFO”, Nur Agustinus, Gatot Tri R, BETA-UFO Indonesia, Surabaya, 2007.