Sumber: Sinar Harapan, 9 Juli 1979
Pada tanggal 27 Mei 1979, Rudy M. Nurdin mengajak putranya Ivan untuk melihat-lihat meteor di loteng rumahnya di Jakarta. Pada jam 21.00 mereka berdua sudah berada di atas rumah sambil tidur-tiduran. Pada waktu itu ia benar-benar dapat membedakan adanya meteor dan di kejauhan ada pesawat yang lewat.
Kira-kira setengah jam kemudian, yaitu jam 21.30, dari arah barat muncul sebuah cahaya bundar yang besarnya kira-kira sama dengan rambu lalu lintas setinggi awan yang paling rendah. Dilihat dari tingginya mungkin benda yang bercahaya ini mempunyai garis tengah kira-kira 20 meter. Warnanya putih kehijau-hijauan bercampur biru. Ia berteriak sambil menunjuk ke arah cahaya itu. Ia ragu-ragu apakah sinar ini datangnya dari bawah, tetapi tidak mungkin karena dari tengah-tengah cahaya malahan keluar sinar mengarah ke bawah secara tegak lurus tetapi tidak sampai ke tanah. Cahaya ini keluar dari sebuah awan di sebelah barat menuju ke timur masuk ke gumpalan awan lainnya. Lamanya hanya 6 – 7 detik.
Tanggal 26 Juni 1979, UFO kembali melintasi langit di atas kediaman Rudy M. Nurdin di Slipi, Jakarta. Datangnya dari arah timur dengan kecepatan yang luar biasa dan membuat belokan 90 derajat ke arah selatan. Dalam satu detik dapat mencapai jarak dari satu ufuk ke ufuk yang lain. UFO itu berbentuk seperti topi dan karena kecepatannya ia tidak sempat dipotret.
Sumber: Buku Waspadalah UFO Berbahaya, Rudy M. Nurdin
Pukul 23.00 pada hari Kamis, 12 Juli 1979, Rudy M. Nurdin lagi-lagi bertemu UFO. Ketika itu, ia yang berusia 40 tahun, menyaksikan ada sebuah bintang yang tiba-tiba muncul di sebelah kanan bulan. Bintang itu terlihat makin lama makin membesar, dan meluncur ke arahnya. Secara mendadak fenomena itu berubah bentuk menjadi seperti awan yang berbentuk lembing yang runcing sambil tetap meluncur turun. Awan ini berubah arah, dengan satu putaran ia berbelok ke kanan dan merubah bentuk lagi menjadi persegi panjang. Kemudian muncul dua awan lainnya dengan bentuk yang berbeda-beda, salah satunya memiliki nyala di bagian pinggirnya seperti fosfor atau radium. Ketiga-tiganya diam melayang kira-kira 20 meter di atas rumah. Setelah beberapa lama, satu per satu fenomena itu bergerak pergi. Dua ke kanan, sementara yang satu lagi naik ke arah bulan. Yang terakhir ini bentuknya bulat dan pada sisinya tampak 5 awan kecil berbentuk simetris mengelilinginya. Anehnya, walaupun sudah jauh dan tinggi, besar lingkaran tersebut tidak berubah. Lima menit kemudian, di samping bulan bentuknya berubah mengecil kira-kira sepersepuluh ukuran bulan, lalu lenyap.